
DESKRIPSI.ID, TENGGARONG – Pemerintah Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, menaruh perhatian khusus pada penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi desa.
Camat Anggana, Rendra Abadi, menegaskan, roda perekonomian lokal hanya dapat berputar kencang jika pelaku UMKM memiliki akses luas terhadap pelatihan, teknologi, dan pasar berskala nasional maupun internasional.
Sejak awal tahun, pemerintah kecamatan telah melakukan pemetaan potensi usaha di seluruh desa.
Hasilnya, lebih dari seratus pelaku UMKM aktif di sektor olahan kelapa, perikanan, herbal, dan kriya tergabung dalam program Inkubasi Bisnis Mandiri.
“Kami ingin produk warga naik kelas, bukan sekadar bertahan di pasar tradisional,” ujarnya.
Salah satu terobosan adalah pelatihan teknik ekspor yang dihelat bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Industri Samarinda dan Bea Cukai Balikpapan.
Materi mencakup kepabeanan, sertifikasi mutu, kurasi kemasan, hingga strategi digital branding.
“Peserta diajak memahami regulasi sekaligus praktek membuat invoice ekspor, hal sederhana tetapi krusial,” tambah Rendra.
Produk prioritas yang tengah dikurasi meliputi minyak kelapa murni, minyak balur berbahan rempah, sabut serabut briket, dan keripik ikan tipis.
Bahan baku melimpah karena sebagian besar desa terhubung dengan sentra kelapa dan tambak ikan rakyat.
Pemerintah kecamatan memfasilitasi peralatan cold‑storage mini dan mesin pres briket agar standar ekspor terpenuhi.
Untuk mendukung pemasaran, Anggana memperkuat UMKM Center di kantor kecamatan sebagai showroom, marketplace studio foto, serta ruang konsultasi legalitas.
Layanan tersebut menjadi titik temu pengusaha dengan bank, kurir logistik, dan konsultan HKI.
“Kita persingkat jalur birokrasi agar pelaku usaha tidak lari ke kota hanya untuk mengurus izin,” jelasnya.
Selain itu, program pendampingan digital marketing dilakukan setiap pekan oleh relawan mahasiswa KKN dan komunitas pebisnis daring KukarPreneur.
Di kelas praktis ini, pelaku usaha diajari optimasi SEO marketplace, teknik fotografi produk, serta prosedur pembayaran lintas negara.
Rendra optimistis pendekatan terpadu itu akan mendorong minimal sepuluh UMKM Anggana menembus pasar ekspor pada 2026.
“Kalau minyak kelapa dan briket kita sudah diterima di Malaysia dan Taiwan, efek domino kesejahteraan akan terasa di level rumah tangga,” tutupnya.








Komentar