DEKRANASDA.ID – Kabupaten Berau sukses menunjukkan eksistensi di dunia industri batik. Sukses meraih juara dalam pelaksanaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kaltim Award tahun 2021, dalam kategori batik motif Kaltim.
Dekranasda Kaltim Award tahun ini, diikuti 154 jenis produk kerajinan dari 9 kabupaten/kota se-Kaltim yang dinilai langsung oleh ketua dewan juri Hamdani Swara dan didampingi Ketua Dekranasda Kaltim Norbaiti Isran Noor.
Penyerahan Piagam sekaligus hadiah bagi para pemenang lomba diserahkan pada tanggal 25 September 2021 oleh Ketua Dekranasda Kaltim kepada ketua Dekranasda kabupaten/kota Se-Kaltim. Yang akan diselenggarakan pada Pameran Kaltim Expo 2021 di Atrium Lantai UG Big Mall Samarinda. Sekaligus penyerahan piagam dan hadiah untuk pemenang Lomba Cerita Wastra Kaltim.
Ketua Dekranasda Berau, Sri Aslinda Gamalis mengatakan, Dekranasda Kaltim Award kali ini merupakan gelaran kedua, dengan 3 kategori perlombaan, yaitu kerajinan berbahan serat (rotan, bambu, pandan, serat Doyo, dll), kerajinan berbahan kayu dan batik motif Kaltim. Sedangkan indikator penilaian dilihat dari inovatif, keunggulan, ramah lingkungan, keaslian, daya jual dan tanggung jawab sosial.
Dari tiga kategori, Dekranasda Berau menjadi terbaik dalam kategori batik motif Kaltim. Juara pertama diraih batik tulis motif penyu pandubara dari Mochammad Sodik, juara harapan I diraih batik motif daun ulin dan sarang lebah dari Yuli Eka Sari, kemudian juara harapan II diraih batik tulis motif penyu pandurata dari Mochammad Sodik.
Sri memberikan apresiasi kepada para perajin yang telah meluangkan waktunya serta berdedikasi terhadap produk yang telah dikirimkan untuk bersaing dengan kabupaten/kota di Kaltim.
Dengan torehan ini, kata Sri, langkah awal batik khas Berau untuk lebih dikenal hingga tingkat nasional.
“Kami bangga produk Berau bisa menjadi yang terbaik. Kedepannya akan terus kembangkan, sehingga lebih dikenal luas lagi. Dampak positifnya, para pengerajin batik semakin semangat untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat bersaing di pasaran,” jelasnya.
Sekarang, tinggal tugas Pemerintah Kabupaten Berau untuk mewajibkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga fasilitas pendidikan untuk menggunakan batik khas Bumi Batiwakkal. Sebagai bentuk mendukung perekonomian pengerajin batik lokal.
Seperti Kota Samarinda, bagaimana pemerintah di sana mengelola batik menjadi identitas daerah mereka. Bukan hanya jadi pajangan, tapi produksi perajin batik bisa didapatkan di mana saja.
“Berau juga, jika dirasa produksi belum memadai, tugas kawan-kawan di pemerintahan mendukung dengan memberikan bantuan dana ke mereka, agar bisa produksi batik secara massal,” harapnya. HMS
Komentar