
TANJUNG REDEB, DESKRIPSI.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau mulai menyiapkan langkah antisipatif menghadapi potensi pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) pada tahun mendatang. Salah satu strategi utama yang kini digenjot adalah penguatan Pendapatan Asli Kampung (PAK) sebagai sumber kemandirian ekonomi di tingkat desa.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas mengungkapkan bahwa Pemkab telah lama berfokus pada pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal. Langkah ini dinilai menjadi solusi konkret untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.
“Berau justru bergerak sejak lama. Kita sudah mendorong kampung agar memaksimalkan potensi lokal untuk masuk sebagai Pendapatan Asli Kampung atau PAK,” ujar Sri Juniarsih, Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, penguatan PAK menjadi strategi kunci agar setiap kampung memiliki sumber pendapatan mandiri di luar aliran dana pusat. Dengan begitu, fluktuasi fiskal yang terjadi secara nasional tidak akan terlalu berdampak terhadap stabilitas ekonomi di daerah.
“Ketika ada kebijakan seperti pemangkasan TKD, kita sudah siap dan kuat secara struktur ekonomi,” lanjutnya.
Untuk mempercepat penerapan strategi tersebut, Pemkab Berau juga akan menggandeng tenaga ahli dan konsultan ekonomi. Langkah ini diambil agar program penguatan ekonomi kampung dapat berjalan terarah, berbasis data, dan berkelanjutan.
“Saya juga akan menggandeng konsultan untuk membantu kampung. Kita ingin memastikan bahwa setiap potensi yang ada benar-benar bisa dimaksimalkan, karena kita sadar dana transfer itu tidak selamanya bisa diandalkan,” jelas Sri.
Ia menilai bahwa setiap kampung di Berau memiliki keunikan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan menjadi sumber pendapatan baru. Mulai dari sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, perikanan, hingga produk olahan khas daerah.
“Kalau ada masa sulit, kita harus punya alternatif lain. Jadi ketika satu sumber pendapatan berkurang, kita masih bisa bergerak dengan kekuatan sendiri,” tegasnya.
Bupati juga memastikan Pemkab tidak akan membatasi kreativitas kampung dalam mengembangkan sumber ekonomi lokalnya. Namun, ia menekankan pentingnya agar inovasi tersebut tetap berpihak kepada masyarakat.
“Kami bebaskan kampung mengelola potensi masing-masing, tapi dengan komitmen tidak boleh memberatkan masyarakat,” tandasnya.
Sri mengingatkan bahwa dinamika fiskal seperti ini bukan hal baru bagi masyarakat Berau. Ia menilai warga sudah terbiasa menghadapi kondisi pasang surut ekonomi dan selalu mampu beradaptasi.
“Kita pernah hidup di masa sulit dan di masa senang, jadi tidak masalah. Yang penting kita terus berupaya agar masyarakat tidak terhimpit kebijakan fiskal,” ucapnya.
Dengan strategi penguatan PAK dan kolaborasi lintas sektor, Pemkab Berau optimistis setiap kampung akan menjadi lebih tangguh, mandiri, dan adaptif terhadap kebijakan fiskal nasional.
“Saya yakin langkah antisipatif ini mampu menjaga stabilitas pembangunan dan pelayanan publik di tengah keterbatasan anggaran,” tutup Bupati Sri.(adv/ram)








Komentar