Kemarau Panjang Ancam Produksi Padi, Pemerintah Desa Segihan Dorong Perbaikan Irigasi

DESKRIPSI.ID, TENGGARONG – Produksi padi di Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, terancam menurun akibat kemarau panjang yang menyebabkan keterbatasan pasokan air irigasi.

Pola tanam dua kali setahun yang biasa diterapkan petani kini sulit dipertahankan.

Sekretaris Desa Segihan, Setiono Anitabhakti, mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap curah hujan masih menjadi persoalan utama dalam sektor pertanian di wilayahnya.

“Jika curah hujan normal, panen bisa dilakukan dua kali setahun. Namun, saat kemarau panjang, panen hanya bisa sekali atau bahkan gagal total,” ujarnya.

Saat ini, luas lahan pertanian di desa tersebut mencapai sekitar 100 hektare, dengan rata-rata produksi padi tiga ton per hektare.

Namun, tanpa sistem irigasi yang baik, angka ini berpotensi menurun drastis saat musim kering.

Sebagai solusi, pemerintah desa mengupayakan pembangunan infrastruktur irigasi yang lebih memadai dengan harapan mendapat dukungan dari pemerintah daerah.

“Kami sangat membutuhkan sistem irigasi yang lebih baik agar ketergantungan petani terhadap hujan bisa berkurang,” kata Setiono, Sabut (8/3/2025).

Selain peningkatan irigasi, pemerintah desa juga menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk membantu penyediaan sarana produksi pertanian (Saprotan), seperti pupuk dan alat pertanian modern, guna meningkatkan efisiensi pertanian di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.

Dengan berbagai inisiatif ini, diharapkan petani di Desa Segihan tetap bisa mempertahankan produktivitas mereka meskipun menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrem.

“Jika petani memiliki akses terhadap teknologi pertanian dan irigasi yang baik, produksi padi dapat lebih stabil dan tidak lagi terlalu bergantung pada kondisi cuaca,” pungkas Setiono. (*)

Komentar