DESKRIPSI.ID – Perumda Air Minum Batiwakkal menggelar pertemuan, konsultasi rencana kerja tahun 2022.
Pertemuan dihadiri oleh Forum RT, dan kelurahan yang wilayahnya sudah menjadi bagian dari pelanggan Perumda Air Minum Batiwakkal.
Direktur Perumda Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman mengatakan, kegiatan itu dilakukan secara online melalui zoom meeting.
Membuka diskusi di zoom meeting, Saipul menyebut struktur organisasi Perumda Air Minum Batiwakkal. Pemegang kekuasaan tertinggi adalah Bupati Berau, sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 /2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Selanjutnya, Saipul memaparkan terkait program yang sudah dilaksanakan. Seperti di tahun 2019, sudah menjalankan amanah dari Kuasa Pemilik Modal (Almarhum Bupati Muharram) untuk menyalurkan air bersih hingga ke pelosok kampung. Dan kala itu, rugi sebanyak Rp 1,5 miliar dalam satu tahun, meski hal ini masih bisa dilakukan subsidi silang sehingga secara umum PDAM masih laba Rp 6,5 miliar.
Menurut Almarhum Muharram, kata Dia, selagi Perumda Air Minum Batiwakkal bisa tetap berjalan, maka kerugian itu bukan suatu masalah. Karena, BUMD sejatinya bertujuan untuk melayani masyarakat.
“Kalau kata almarhum, pelayanan itu paling utama. Menyusul baru keuntungan. Jadi tidak masalah kala itu rugi Rp 1,5 miliar, di kampung tapi masih tertutupi dengan keuntungan di perkotaan ” katanya.
Tak hanya di tahun 2019, pada 2020 juga, pihaknya sedikit mengalami kerugian sebesar Rp 761 juta, tapi ini lebih disebabkan karena biaya penyusutan aset yang muncul akibat pengakuan terhadap aset yang sebenarnya sudah dipakai sejak bertahun-tahun lamanya, tapi baru masuk ke pembukuan Perumda sejak tahun 2020. Jika tanpa masuknya penyusutan ini, maka Perumda masih untung lebih dari Rp 9 miliar.
Disebutkannya, untuk pelanggan Perumda Air Minum Batiwakkal dalam 5 tahun terakhir, jumlahnya meningkat drastis. Bahkan, jumlah itu melampaui jumlah pelanggan sejak tahun 1983 hingga 2015.
“Ini adalah penambahan pelanggan terbanyak,” sebutnya.
Diterangkannya, Perumda Air Minum Batiwakkal, sampai sekarang masih menerapkan harga yang paling rendah di Kaltim. Yakni, Rp 4.700 per kubik. Dengan tarif yang rendah ini, sebenarnya Perumda mengalami kerugian sekitar Rp 725 rupiah per meter kubik.
Pihaknya belum bisa menaikkan tarif, karena belum ada perintah dari KPM, meski tarif belum pernah naik sejak 2011.
“Di Samarinda, harga mereka di atas 6.000 per kubik. Kalau di Balikpapan sekira Rp 11.000 dan Kutim sekira Rp 7.000,” terangnya.
Kemudian, Perumda Air Minum Batiwakkal memiliki program MBR (Masyrakat Berpenghasilan Rendah). Di Tahun 2020 terpasang sebanyak 1.505 SR (Saluran Rumah). kemudian, di tahun 2021 terpasang 854 SR. Dan di tahun 2022 diusulkan pemasangan sebanyak 2.000 SR.
Pertemuan konsultasi rencana kerja tahun 2022 yang dilakukan oleh Perumda Air Minum Batiwakkal pun mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya Kelurahan Gayam.
Lurah Gayam, Iskandar mengatakan, upaya yang dilakukan Perumda Air Minum Batiwakkal adalah langkah baik. Yang di mana, dalam rencana kerja tahun 2022, Perumda Air Minum Batiwakkal melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan masyarakat di daerah kelurahan.
“Tentu ini adalah hal baik. Direktur Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman mau mendengarkan apa masukan dan saran kami,” sebutnya.
Selain itu, saran juga datang dari Lurah Sambaliung, Mulyadi. Dikatakannya, apapun program yang ada dan berapa pun anggaran yang ada, selagi itu untuk kepentingan masyarakat seharusnya bisa lebih dimaksimalkan.
“Lanjutkan saja, selagi itu untuk kepentingan masyarakat. Karena sejatinya perusahaan daerah itu hadir untuk pelayanan. Bukan untuk mencari kuntungan. Keuntungan itu adalah bonus,” tandasnya.
Kesimpulan pertemuan adalah program utama tahun 2022, fokus pada perluasan cakupan layanan air minum kepada masyarakat Kabupaten Berau. Perluasan dilakukan dengan pemasangan sambungan reguler, dan MBR.*UGA
Komentar