Rencanakan Bangun Toko Tani

DESKRIPSI.ID – Konsumsi pangan Kabupaten Berau meningkat setiap tahun dipengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data Dinas Pangan Berau, rata-rata konsumsi beras masyarakat mencapai 21.000-24.000 ton per tahun.

Selain itu, beras lokal mampu menyangga rerata 90 kilogram (Kg) per tahun per kepala. Sementara, memiliki cadangan beras lokal sekira 27.000 ton beras per tahun untuk jumlah penduduk 253.979 jiwa. Kendati demikian, jumlah itu masih membutuhkan suplai beras dari luar. Dari 27.000 ton, sebanyak 3.000 ton berasal dari luar daerah. Sisanya, merupakan hasil produksi petani lokal.

Kepala Dinas Pangan Berau, Fattah Hidayat mengatakan, jumlah itu mampu mempertahankan konsumsi pangan di Bumi Batiwakkal. Apalagi, cadangan beras akan bertambah pada musim panen selanjutnya, sekira September dan Desember. Meski, Dia belum bisa mengatakan angka pastinya.

“Walaupun hasil panen pertama pada Maret dan April sedikit berkurang, karena cuaca tidak menentu dan hama. Insya Allah, panen yang akan datang hasilnya cukup,” katanya, Jumat (24/9).

Untuk saat ini, diakuinya, pemasaran beras lokal difokuskan pada Aparatur Sipil Negara (ASN). Diharapkan, bisa menjadi contoh awal meningkatkan konsumsi beras lokal kepada masyarakat.

“Saat musim panen tiba, kami akan menginformasikan kepada OPD terkait untuk menawarkannya kepada ASN. Dan kami akan mensubsidi ongkos untuk dititipkan di kantor,” jelasnya.

Walaupun beras lokal masih kurang dari segi kemasan, tetapi dari segi keamanannya juara. Karena tidak memakai pemutih dan pengawet, sehingga aman untuk kesehatan jangka Panjang. Tetapi, risikonya tidak bisa bertahan lama. Sekira 2-3 minggu sudah berkutu.

“Jika dibandingkan beras dari luar, kutunya baru muncul setelah 1-3 bulan disimpan,” ungkapnya.

Sementara, Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan, Basri menambahkan, pihaknya sudah memberikan bantuan barang kepada kelompok tani di Bumi Batiwakkal. Tujuannya, menekan harga jual supaya tidak terlalu tinggi. Dan bisa bersaing dengan beras luar. Karena masyarakat tidak mau membeli jika harga beras lokal terlalu mahal. Bantuan berupa 70 alat jahit, 25.473 piece karung dan 20 alat ukur kadar air.

“Bantuan sudah kami distribusikan ke 18 kelompok tani,” ucapnya.

Bentuk pemasaran lainnya, dengan menitipkan beras lokal ke sejumlah ritel di Kabupaten Berau. Saat ini, sudah ada lima toko yang menjadi konsinyasi di bawah pengawasan Dinas Pangan. Jangan sampai harganya melewati harga eceran tertinggi.

Karena itu, pihaknya berharap bisa mewujudkan wadah khusus seperti toko tani yang menjual hasil panen lokal. Sehingga, bisa menggencarkan promosi melalui toko tersebut.

“Kami harap semakin banyak masyarakat yang tahu keberadaan beras lokal. Karena testimoni perlahan mulai menyebar. Masyarakat mulai beralih memilih harga beras murah tapi kualitasnya cukup. Sekarang memilih rasa beras enak walaupun harus merogoh kocek agak mahal,” ucapnya. *

 

Komentar