DESKRIPSI.ID – Penggunaan kartu tani di Bumi Batiwakkal, belum maksimal. Penerima manfaat baru 3.000 ribu dari 10.000 jiwa, atau sekira 30 persen dari total keseluruhan. Penyebabnya, belum meratanya akses jaringan telekomunikasi. Sehingga, kartu tidak bisa digunakan.
Kasi Pupuk, Pestisida dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Bambang Sujatmiko mengatakan, kehadiran kartu tani dapat memonitor penyaluran pupuk bersubsidi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Itu merupakan alat transaksi berupa kartu debit yang dapat digunakan membeli pupuk bersubsidi,” katanya, Kamis (9/9).
Saat ini, Lanjutnya, kuota pupuk subsidi di tahun 2021 meningkat lebih dari 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan itu, berasal dari usulan di rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Seperti jenis pupuk urea sebesar 2.150 ton, NPK 3.260 ton, ZA 120 ton, SP-36 106 ton dan organik sebesar 3.364 ton.
Tidak hanya mendapatkan pupuk bersubsidi. Pemegang kartu tani dapat memperoleh fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyediaan pupuk hingga pengumpulan hasil panen.
Kemudahan lain, bila ada penyaluran bantuan dari pemerintah pusat, kartu itu bisa digunakan. Baik bantuan untuk kelompok tani maupun individu.
“Kartu tani yang menyiapkan dari pusat. Rekeningnya ada tapi saldonya tidak ada. Yang ada hanya kuota pupuk, dalam setahun mereka menghabiskan berapa kuintal, ada semua datanya,” terangnya.*
Komentar